Lensa.News, KOTAMOBAGU – Wakil Walikota Kotamobagu, Nayodo Koerniawan, Rabu (3/10/2018), secara resmi bisa menempati rumah jabatan Wakil Walikota, di Jalan Ahmad Yani, Kotamobagu, dengan dilakukan prosesi adat Bolaang Mongondow. Meski sudah resmi, Nayodo memilih kembali tinggal di rumah pribadinya di Jalan Piere Tendean, Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat.
Menurut Nayodo, keputusan ini diambil karena sejumlah fasilitas di rumah dinas wakil walikota tidak menunjang untuk ditinggali dalam melaksanakan tugas-tugas kedinasan dan kemasyarakatan sebagai wakil wali kota.
“Sebagai seorang wakil wali kota saya diberikan fasilitas oleh negara sesuai dengan undang-undang dalam rangka menjalankan tugas negara. Masa saya harus bawa kasur sendiri, piring, serta barang-barang lainya ke rumah dinas. Makanya untuk sementara saya tinggal di gubuk saya di Gogagoman,” ucapnya saat diwawancarai sejumlah wartawan, Rabu (3/10/2018).
Nayodo menambahkan, akan menempati rumah dinas, jika fasilitasnya telah lengkap sesuai kebutuhan untuk melancarkan tugas melayani masyarakat.
“Saya meminta kepada Bagian Umum dan Aset untuk menginventarisir barang-barang yang ada di rumah dinas wakil walikota supaya tidak jadi fitnah,” ucapnya.
Pantauan di rumah dinas wakil wali kota, tinggal tersisa tiga set kursi di ruang utama dan ruang makan, beberapa lemari, sound system dan satu kompor gas. Sedangkan barang lainnya mulai sendok hingga kasur sudah tidak ada lagi. Kemudian, beberapa kamar tidur tinggal tersisa tempat tidur tanpa kasur. Sedangkan di bagian dapur, tidak terlihat peralatan-peralatannya selain satu buah kompor gas.
Informasi didapat, barang milik daerah yang tidak ada di rumah dinas yang sebelumnya ditempati mantan Wakil Walikota, Jainuddin Damopolii, bernilai lebih dari Rp800 juta dengan merujuk pada nilai harga awal belanja.
Mantan Wakil Walikota, Jainudin Damopolii, mengaku jika beberapa aset di rumah dinas wakil walikota berada di rumah pribadinya. Ia juga telah meminta Bagian Umum untuk membuat berita acara soal aset yang harus dikembalikan.
“Bukan dibawa pulang. Kebetulan waktu cuti Pilkada lalu, saya tidak kembali lagi ke rumah dinas dan aset tetap saya gunakan. Kalau ada yang hilang akan ditukar, karena itu milik negara,” kata Jainudin, via seluler.
Jainudin menambahkan, dirinya siap menukar aset berapapun nilainya. “Kalau harus ditukar, minta tim appraisal (penaksir nilai) menghitung. Tapi hanya aset yang saya pakai, jangan orang lain yang bawa kemudian dibebankan ke saya. Saya juga tidak mau ada kesan saya bawa pulang aset,” tambahnya. (guf)