Lensa.News, KOTAMOBAGU — Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019 telah berakhir. Beda pilihan bukan menjadikan kita warga masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saling bermusuhan, terlebih saat ini kita sedang berada di bulan Ramadhan, yang makna hakiki dari bulan puasa ini adalah menahan diri.
Demikian yang diutarakan Ketua Majelis Ulama (MUI) Kota Kotamobagu, Ustad Yusuf Dani Pontoh, Kamis (16/5/2019) kepada sejumlah awak media.
“Menyikapi fenomena Pasca Pemilu dan beberapa agenda demokrasi setelah tanggal 17 April kemarin. Selaku Ketua MUI Kotamobagu, saya menghimbau agar seluruh masyarakat menyikapi dengan bijak, cerdas sesuai dengan sudut pandang agama,” kata Dani Pontoh.
Lanjutnya, bahwa Allah SWT hanya memberikan dua kemungkinan pada saat hidup. Yang pertama niat dan yangkeua ikhtiar.
“Nah, upaya berniat dan berikhtiar dalam agenda demokrasi ini telah kita lakukan bersama. Selanjutnya karena negara ini adalah negara hukum, jika ada hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak berkenan, marilah kita serahkan semuanya sesuai dengan mekanisme yang dijalankan bangsa ini. Jadi kita serahkan saja semua kepada fakta hukum yang berlaku di negara ini.,” Himbaunya.
Untuk itu pula dia menghimbau agar masyarakat Kotamobagu agar tidak ikut dalam aksi-aksi yang bisa merugikan diri.
“Saya berharap ketik kita melakukan ini dengan baik dan benar, petunjuk Al Qur’an dan mengikuti apa yang diteladankan Rasulullah bisa jadi hal indah untuk kita ikuti,”pungkas Ustad Dani.
(Tri)