Lensa.News, KOTAMOBAGU – Kasus penganiayaan terhadap guru salah satu sekolah di Sulawesi Utara, ditanggapi Asisten III Sekretariat Daerah (Setda), Adnan Massinae.
Mantan Plt Sekretaris Daerah (Sekda) itu berharap kejadian itu takkan sampai terjadi di Kota Kotamobagu.
“Kita harap Dinas Pendidikan bisa lebih meningkatkan atau mengarahkan lagi masalah kurikulum. Begitu juga dengan kegiatan siswa, maupun pola pendekatan antara guru dan orang tua murid,” katanya.
Untuk menghindari kejadian serupa, ia juga mengingatkan guru di sekolah maupun orang tua di rumah untuk mengawasi aktivitas serta mendidik anak dengan hal-hal positif.
“Jangan sampai anak-anak lepas kendali, seperti hidup sendiri, minum minuman keras dan terbiasa merokok pada saat anak di usia remaja,” ujarnya.
Disisi lain, ia mengingatkan Dinas Pendidikan untuk selalu mengingatkan semua sekolah agar selalu proaktif dan sering mengundang orang tua murid di sekolah masing-masing.
“Diharapkan juga orang tua murid bisa memahami kinerja guru. Misalnya anak-anak dibina, dibimbing atau di hukum kecil-kecilan, maka gurunya harus dibantu untuk memberi pemahaman terhadap anak-anak. Setelah sampai di rumah, anak-harus diingatkan bahwa apa yang guru lakukan itu benar, karena tugasnya adalah membimbing. Kemudian orang tua juga harus memahami bahwa delapan jam anak di sekolah harus diserahkan sepenuhnya ke guru. Untuk para guru juga harus memahami bahwa tugasnya mendidik, dan tidak serta-merta melakukan tindakan yang tidak baik. Yang paling penting juga adalah harus mengetahui karakter anak didiknya,” ungkapnya. (*)
(Iqh)