Lensa,KOTAMOBAGU — Pasca terjadinya banjir dibeberapa titik rawan banjir yang diakibatkan hujan deras yang melanda Kota Kotamobagu pekan kemarin, Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu langsung mengambil tindakan dengan melakukan penanganan jangka pendek.
Penanganan jangka pendek tersebut bakal dilaksanakan setelah Walikota Kotamobagu Tatong Bara Senin kemarin, turun ke lokasi banjir untuk memantau sekaligus melakukan survei untuk penanganan jangka pendek.
Tiga Instansi terkait pun langsung melakukan rapat koordinasi untuk melakukan penanganan. Ke tiga instansi Pemerintahan tersebut yakni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotamobagu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kotamobagu dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Kotamobagu.
“Setelah dilakukan survei, Pemkot pun telah merasionalisasi anggaran untuk penanganan persoalan banjir di Kotamobagu, salah satunya lokasi yang sangat parah saat banjir yakni Sungai yang berada di Kelurahan Kotamobagu tepatnya di Kampung Baru akan dibuatkan talut sepanjang 700 meter untuk membendung derasnya air dari aliran sungai tersebut dengan nominal anggaran 4,6 Miliar, dan itu akan dianggarkan di APBD 2018. Penggunaan anggaran tersebut, 3 Miliar untuk pembuatan Talut sedangkan sisanya untuk swakelola yang belum diketahui lokasi untuk savety,” kata Sekretaris PUPR Sofyan Hatam kepada awak media saat conference pers di Diskominfo Senin, (13/11/2017) kemarin.
Selain pembuatan Talut Sungai, penanganan jangka pendek yang bakal dilakukan Pemkot untuk mengantisipasi terjadinya banjir, yakni pembuatan spillway bendungan untuk membendung air saat hujan deras sehingga mengantisipasi masuknya air ke kawasan rawan genangan air di Kotamobagu.
Untuk lokasi pembuatan spillway berlokasi di Sungai Modopola Kotobangon. Anggaran yang bakal digunakan pembuatan Spillway diambil dari APBD Pemkot Kotamobagu sebanyak 300 juta di bagi dua dengan pembuatan talut di Matali.
Sementara, untuk penanganan lokasi rawan genangan air di Kotamobagu, dari keseluruhannya ada 35 lokasi. Sedangkan yang sudah tersentuh dana APBD untuk persoalan ini sudah ada 26 titik yang ditangani sejak tahun 2016. Masih ada 6 titik yang sangat rawan genangan air, dan itu merupakan titik lokasi yang membutuhkan anggaran besar.
“Anggaran yang bakal terpakai pada penanganan lokasi rawan genangan air ini sejak 2016 sudah menyentuh angka 6 Miliar. Sedangkan anggaran yang belum disentuh untuk penanganan hal ini masih sekitar 29 Miliar. Ke 6 titik sisa rawan genangan air itu yakni, Kelurahan Sinindian, Tumubuy, Matali, Kotobangon, Motoboi Kecil dan Mogolaing,” kata Kepala PRKP Imran Amon yang saat itu berada juga pada conference pers.
Sementara itu, Kepala BPBD Kotamobagu Refly Mokoginta memaparkan, Pemkot juga akan berupaya untuk meminta bantuan ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi untuk perencanaan jangka panjang dalam penangangan masalah banjir di Kotamobagu.
“Jika hanya APBD dari Pemkot Kotamobagu itu tidak akan bisa, karena memakan anggaran yang sangat besar. Kami akan berupaya untuk mengajukan permohonan agar penanganan jangka panjang bisa berjalan baik tanpa terkendala anggaran,” ujarnya disela-sela conference pers.
Adapun total anggaran yang akan digunakan pada penanggulangan banjir jangka pendek 2018 ini mencapai 5,3 Miliar, ditambah APBD yang belum tersentuh untuk 6 titik lokasi rawan genangan air sebesar 29 Miliar. (tri)