Lensa.News, KOTAMOBAGU- Program inovasi yang kini tengah dikembangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu, memberikan dampak yang sangat positif bagi pertumbuhan ekonomi.
Para warga berlomba-lomba berkreasi untuk mengembangkan beragam potensi yang ada diwilayahnya.
Tak terkecuali warga Desa Moyag, Kecamatan Kotamobagu Timur. Desa yang dikenal sebagai penghasil gula aren di Kotamobagu ini, sejak puluhan tahun lalu sudah menjadi penyuplai gula di sejumlah daerah se-Bolaang Mongondow Raya (BMR). Bahkan di beberapa daerah Provinsi Sulut.
Dari hasil pemasaran gula tersebut, ternyata mampu membantu para warga menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke Perguruan Tinggi.
Berdasarkan penuturan petani gula aren saat dijumpai media ini, masih banyak juga kendala yang dihadapi dalam pengelolaan usaha tersebut. Diantaranya, peralatan usaha.
“Selama ini kami hanya menggunakan perlengkapan peralatan yang sederhana. Seperti drum sebagai wadah untuk memasak gula,” kata Amrullah Mamangkay.
Ia mengungkapkan, tahun 2017 Pemkot Kotamobagu pernah memberikan bantuan fasilitas bagi para petani gula aren. Tapi, menurutnya, penyaluran bantuan itu tidak tepat sasaran.
“Tahun lalu, ada bantuan dari Pemkot Kotamobagu melalui Instansi terkait. Tapi bukan kami petani gula aren yang menerima,” akunya.
Dirinya berharap, Pemerintah Kota Kotamobagu dapat memberikan bantuan fasiltas penunjang kebutuhan usaha mereka. Terutama peralatan, berupa Kapak, Parang atau juga mesin pemotong kayu ukuran kecil.“Jika ada bantuan kepada petani gula merah. Baiknya langsung kepada kami selaku petani gula aren,” harapnya. (gufran)