eLensa.News, KOTAMOBAGU – Wakil Walikota Kotamobagu Nayodo Koerniawan, Rabu (19/12/2018), menyerahkan sekaligus meresmikan bantuan mesin pengolahan nanas yang berikan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut kepada Kelompok Tani (Poktan) Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Kotamobagu Barat.
Penyerahan alat pengolahan nanas di Kotamobagu lewat Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) tersebut, senilai Rp 185 juta.
Dalam sambutannya, Wakil Walikota berpesan agar para petani nanas dapat memanfaatkan bantuan mesin tersebut untuk lebih meningkatkan produksi nanas di Kotamobagu. “Tentu diharapkan bantuan ini dapat dimanfaatkan oleh para petani sehingga produksi nanas terus meningkat. Dengan begitu, tingkat perekenomian petani juga bertambah,” kata Nayodo.
Wakil Walikota juga menyampaikan, ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak Bank Indonesia yang telah memberikan bantuan tersebut.
“Pemerintah daerah juga berharap, selain petani nanas, kiranya petani lainnya juga dapat diberikan bantuan melalui program sosial Bank Indonesia,” harapnya.
Terpisah, Assisten Direktur Bank Indonesia, Gunawan, mewakili Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulut, mengatakan, bantuan tersebut merupakan tindak lanjut dari MoU dengan Pemerintah Daerah Kotamobagu beberapa waktu lalu, dalam upaya mengembangkan UMKM dalam hal ini produk unggulan di Kotamobagu.
“Terima kasih kepada ibu walikota, bapak wakil walikota, jajarannya dan seluruh masyarakat Kotamobagu. Ini merupakan perwujudan tugas kami dan kerjasama BI dengan Kotamobagu. Program pengembangan ini juga untuk menanggulangi inflasi khususnya kecukupan pangan,” ujar Gunawan.
Gunawan juga menyebut, sebuah kebanggaan terhadap produk-produk di Kotamobagu, yang hingga hari ini sudah ada dua komoditas unggulan di Kotamobagu yang dibantu BI untuk pengembangan. “Mudah-mudahan kedepan ada lagi yang bisa kita bantu untuk mendorong UMKM di Kotamobagu,” ujar dia.
Ia menerangkan, alasan kenapa memilih UMKM, karena BI melihat UMKM menjadi tulang punggung yang berperan sangat besar di bidang ekonomi kemasyrakatan. “UMKM tahan terhadap berbagai guncangan baik eksternal maupun internal. UMKM tetap bertahan meskipun naik turunnya dollar,” terangnya.
Alasan kenapa memilih produk nanas Kotamobagu selain kopi, Gunawan mengungkapkan, BI melihat nanas sangat strategis dan produknya melimpah di Kotamobagu.
“Kualitasnya sangat bagus. Lebih manis dari nanas yang ada di daerah lain di Indonesia misalnya Jawa. Manis dan kering. Kadar airnya tidak sebanyak nanas di Jawa. Selain itu nenas di Kotamobagu lebih banyak dijual dalam bentuk buah. Yang harganya tidak terlalu mahal. Sebetulnya kita bisa mengembangkan lebih lanjut agar harganya bisa naik,” ujarnya.
Gunawan juga berpesan, agar bantuan alat tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan nilai produk. “Saya harap alatnya dikelola dan dirawat dengan baik. Supaya digunakan dalam jangka waktu lama dan mendorong produktivitas petani nanas di Kotamobagu,” pungkasnya. (Guf)