Lensa.news, KOTAMOBAGU – Rumah Sakit Umum Daerah Kotamobagu saat ini sudah memiliki alat tes cepat molekuler (TCM), untuk melakukan pemeriksaan Swab pasien yang diduga terpapar Covid-19.
“Memang benar RSUD Kotamobagu yang merupakan rumah sakit kebanggaan warga Kotamobagu itu sudah memiliki alat pemeriksaan Covid-19,” kata Dirut RSUD Kotamobagu, dr Eka Budiyanti.
Menurutnya alat tersebut adalah bantuan dari kemenkes RI dan alat ini, baru mulai akan dipergunakan. “Untuk mengoperasionalkannya, petugas medis mendapatkan pelatihan dari Kemenkes hingga agar bisa berkompeten untuk melakukan pemeriksaan Swab Covid-19,” katanya.
Ia juga menjelaskan alat TCM ini sekarang berada di ruang Instalasi Laboratorium RSUD Kotamobagu, ruangan itu disebutnya telah memenuhi standar bio safety level 2. “Sekarang RSUD Kotamobagu bisa melakukan pemeriksaan Covid-19, sehingga tidak perlu ke Jakarta dan manado untuk kirim swab dan hasil final pemeriksaan sudah dapat diketahui dengan cepat, hingga saat ini sudah ada ODP dan PDP yang diperiksa menggunakan alat itu sejak dioperasikan.” katanya lagi.
Lanjutnya, Kemenkes menginstruksikan agar alat TCM itu digunakan hanya untuk memeriksa ODP dan PDP karena keterbatasan cartridge dari Kemenkes, sehingga untuk penapisan atau screening, cukup menggunakan tes cepat rapid test.
dr. Eka juga mengatakan bahwa pemeriksaan dengan alat TCM itu sudah bisa mendapatkan hasil final dan hasilnya akan dikirimkan ke Rumah sakit yang merujuk, sehingga bisa segera untuk melakukan follow-up penanganan kepada pasien. “Tahapan pemeriksaan menggunakan alat TCM hampir sama dengan test PCR (polymerase chain reaction) yakni diambil swabnya dua kali pada hari pertama dan kedua,” Ujarnya.
Hasil diagnosis Covid-19 dari alat tes itu tidak terlalu lama dapat diketahui yakni sekitar 3 jam, selama ini untuk mengetahui hasilnya cukup lama yakni tiga minggu kedepan. “Hasil pemeriksaan yang cepat keluar itu diharapkan bisa langsung untuk mempercepat penanganan kepada pasien, sembuh lebih cepat, dan penularan serta penyebarannya segera berakhir,” ujarnya.
Meski demikian, dr .Eka meminta masyarakat agar tetap mematuhi anjuran kesehatan, seperti social distancing, phsycal distancing, memakai masker, cuci tangan, dan menjaga kesehatan. (Tr01)