Lensa.News, KOTAMOBAGU– Jembatan Gantung yang berlokasi di Kelurahan Mongkonai Barat Kecamatan Kotamobagu Barat, masih menjadi akses satu-satunya para petani menuju pekebunan.
Jembatan yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun ini, mulanya merupakan jalur Alternatif sebelum akses jalan utama menggunakan rakit menjadi rusak, sehingga para petani terpaksa menjadikan jembatan tersebut sebagai jalan satu-satunya yang bisa dilewati.
“Jalur utamanya waktu itu melewati sungai dengan mengunakan rakit, jenis kendaraan roda dua pun bisa lewat menggunakan rakit itu. Namun, air sungainya sering meluap, sehingga tidak bisa lagi melewati sungai menggunakan rakit. Nah, sejak itu, kami putuskan untuk melewati jembatan gantung itu,” ujar Iki Paputungan (35) petani setempat, Jumat (18/07/2019).
Kata dia, sebelumnya jembatan gantung tersebut belum bisa dilewati menggunakan sepeda motor. Namun, karena tidak ada jalan lain, maka dengan inisiatif sejumlah petani disitu, mereka secara swadaya memperbaikinya dan akses jalan yang mulanya belum terbuka.
“Waktu itu jembantan ini masih terbilang parah, kayu-kayunya sudah mulai lapuk, belum lagi akses jalannya belum terbuka, karena sebelumnya jalur utama merupakan jalur yang paling dekat menuju perkebunan, sehingga melewati jembatan ini kami juga harus memutar dan membuat jalan baru. Nah, dengan Swadaya para petani dan masyarakat, Alhamdulillah jembatan dan jalan ini sudah diperbaiki sejak Lima Tahun terkahir,” jelasnya
Meski bagitu, Jembatan yang berukuran Satu Meter dengan panjang 40 Meter tersebut masih mendapat keluhan dari sejumlah petani setempat. Dengan ukurannya yang minim, mereka masih merasa khawatir melewatinya, apa lagi menggunakan sepeda motor.
Belum lagi, akses jalan menuju perkebunan yang semakin hari semakin rusak. Sehingga mereka berharap pemerintah dapat memperhatikan akses jalan tersebut.
“Jambatan ini sudah terbilang lama, kami pun kerap takut melewati jembatan ini. Disamping itu, jalannya juga yang sudah memprihatinkan, sehingga kami berharap Pemerintah dapat menyentuh jalan ini, setidaknya memperbaiki jalan dan jembatannya. Sebab, perkebunan ini merupakan mata percarian kami,” tutupnya (alf)