Lens.News, KOTAMOBAGU– Buah kemiri masih menjadi Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) andalan para petani di Bolaang Mongondow Raya (BMR) khusunya di Kota Kotamobagu.
Di Kelurahan Mongkonai Kecamatan Kotamobagu Barat, sekitar 50% rumah tangga petani mengelola lahan berupa kebun seluas lebih dari Satu Hektare per rumah tangga yang umumnya ditanami kemiri.
Namun, 80% rumah tangga petani di Kelurahan ini masih menjual kemiri dalam bentuk utuh. Sedangkan 20% rumah tangga petani lainnya yang telah menjual kemiri hasil pengolahan dengan menggunakan teknologi sederhana.
Selain itu, kegiatan pengolahan kemiri juga mempu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, karena proses pengolahannya memerlukan tenaga untuk merebus, mengeringkan dan memecahkan cangkang.
Di kelurahan ini, salah seorang pengusaha pengupasan mendistribusikan kemiri kepada 50 sampai 80 rumah tangga per hari untuk dikupas.
“Dalam satu kilo gram itu mereka kami bayar Rp 1.500 Rupiah. Nah dalam sehari itu biasanya mereka mampu mengupas kulit kemiri lebih dari 50 hingga 70 Kg,” ungkap Daeng, pengusaha kemiri di Kelurahan Mongkonai.
Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan tanaman pangan dan Holtikultura Ramjan Mokoginta menambahkan, usaha tersebut menunjukan bahwa pengolahan kamiri selain menciptakan lapangan kerja juga memberikan nilai tambah dan berimplikaai pada penambahan pendapatan petani juga memberikan alternatif penghasilan bagi rumah tangga petani pengolah kemiri.
“Nah tentu juga itu menunjukan bahwa proses perbaikan penghidupan petani kecil dapat dilakukan ketika ada kemauan dan keterampilan untuk melakukan pengolahan terhadap produk pertanian yang dihasilkan seperti kemiri ini,” tambahnya (alf)