Lensa.News, KOTAMOBAGU – Usaha pertamini di Kota Kotamobagu terus menjamur. Hampir di tiap desa dan kelurahan kini memiliki SPBU mini tersebut. Ada yang dikelola secara perorangan, dan adapula yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Hadirnya pertamini itu dinilai sangat membantu masyarakat terutama dalam mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium maupun pertalite. Harga yang dipatok pengusaha juga dirasa tak jauh berbeda dengan harga di SPBU.
“Kalau tak sempat ke SPBU, saya mengisi pertalite di pertamini yang ada di kampung (desa) saya. Di situ tidak ada antrian. Kemudian harganya juga hanya selisih seribu saja,” sebut Gian Limbanadi, warga Desa Kopandakan I.
Ia mengakui, sejak ada pertamini di Desa Kopandakan I, ia sudah jarang datang ke SPBU untuk mengisi BBM. “Kalau dari sini (Kopandakan I) ke SPBU agak jauh, lebih baik mengisi saja di pertamini. Ukuran (takaran) sama, bedanya di harga itupun tidak selisih jauh,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM), Edo Mopobela, mengungkapkan pihaknya akan mengawasi aktivitas jual beli-beli BBM melalui pertamini. “Seluruh urusan perdagangan itu tak lewas dari pengawasan Dinas Perdagangan. Tapi sejauh ini, kami belum mendapat informasi atau laporan dari masyarakat yang komplen soal keberadaan pertamini,” ungkapnya.
Disisi lain, ia mengimbau pemilik usaha pertamini tetap memperhatkan berbagai ketentuan soal penjualan BBM. “Soal BBM ini teknisnya di Bagian Perekonomian, tapi kita saling berkoordinasi. Kepada para pengusaha, diharapkan dapat mematuhi segala ketentuan, termasuk soal takaran per liter serta harga BBM,” tambahnya.
Kepala Bagian Perekonomian, Alfian Hasan, mengatakan pihaknya terus mengawasi aktivitas jual-beli BBM baik melalui SPBU maupun pertamini. “Untuk pengawasan di lapangan tetap kita lakukan dengan berkoordinasi bersama instansi terkait,” katanya. (Guf)