Lensa.News, KOTAMOBAGU — Daging ayam adalah sumber protein hewani yang mudah didapat dan relatif lebih murah dibandingkan dengan daging sapi dan merupakan salah satu pangan yang umum di kalangan masyarakat terutama di Wilayah Kota Kotamobagu. Senin (07/10)
Bisnis daging ayam dipasaran pun merupakan salah satu usaha yang cukup memberikan keuntungan yang sangat signifikan.
Saat membeli daging ayam, kesegaran daging ayam menjadi faktor penting yang harus diperhatikan karena belakangan ini marak beredar informasi mengenai oknum pedagang yang mencoba mengambil keuntungan dengan menjual daging ayam yang tidak segar dengan ‘diakali’ agar tampak seperti daging ayam segar.
Perilaku tersebut tentu saja sangat merugikan dan membahayakan konsumen yang mengkonsumsinya, berbagai jenis kecurangan tersebut antara lain salah satunya adalah Daging ayam glonggongan (suntik).
Seperti yang terjadi saat ini, tergiur dengan hasil yang lumayan besar beberapa pedagang daging ayam di Pasar Serasi, Kelurahan Gogagoman, Kotamobagu Barat melakukan berbagai macam trik dan kecurangan untuk mengelabui konsumen demi meraup keuntungan lebih.
Salah satu pedagang daging ayam yang berada di lokasi pasar tersebut, menurut pantauan media yang sempat berada di Pasar Serasi, terlihat sedang melakukan pengisian angin terhadap ayam dengan cara disuntik menggunakan alat pompa atau disebut gelonggongan agar terlihat gemuk dan beratnya pun bertambah.
Cara pedagang curang ini melakukan gelonggongan ayam adalah, tenggorokan ayam ditusuk menggunakan alat pompa untuk memasukan angin, setelah itu kemudian diikat pada bagian leher agar anginnya tidak keluar.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perdangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop UKM) melalui Sekertaris Edo Mopobela, geram atas perbuatan oknum pedagang itu, hal itu bisa dikebakan pasal undang-undang perlindungan konsumen.
“Ini termasuk kategori penipuan. Dalam waktu dekat ini kami akan melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak). Untuk pedagang yang melakukan hal tersebut akan diberi peringatan. Apabila tidak diindahkan, maka akan diberikan tindakan sampai dengan sanksi,” tegas Edo
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (Dispertanak) Kotamobagu, Muljadi Surotenojo mengatakan, perbuatan pedagang seperti itu sangat disesalkan.
“Jelas-jelas perbuatan itu curang dan tidak dibenarkan. Pihak kami sudah beberapa kali menegur kepada pedagang nakal seperti itu. Olehnya, kami mengimbau dan menganjurkan kepada pembeli untuk lebih teliti dalam membeli daging ayam.” Pungkasnya.
Ada beberapa jenis kecurangan yang sering dilakukan pedagang mulai dari Daging Ayam (Gelonggongan), Daging Ayam Bangkai (Tiren), dan Daging Ayam Berformalin.
Untuk meningkatkan kewaspadaan konsumen terhadap kecurangan tersebut, maka berikut ini ciri-ciri dari jenis penyimpangan daging ayam :
1.DAGING AYAM GLONGGONGAN (SUNTIK)
A. Daging ayam terlihat lebih basah.
B. Tekstur lebih lembek karena adanya air di bawah lapisan kulit.
C. Bila daging diangkat maka akan meneteskan air.
D. Bila daging diiris secara melintang dapat mengeluarkan air.
2.DAGING AYAM BANGKAI (TIREN)
Istilah “tiren” adalah singkatan dari mati kemaren, yaitu ayam yang sudah mati dalam transportasi atau ayam yang telah mati dari kandang namun tetap dipotong dan dijual
Ciri-ciri ayam tiren adalah :
– Warna pucat, kebiruan dan merah.
– Pada kulit terdapat bercak darah pada bagian kepala, leher, punggung, sayap dan dada.
– Bau menyengat, agak amis dan terkadang bau darah/busuk.
– Jika dipegang, konsistensi otot dada dan paha lembek.
– Pembuluh darah di daerah leher dan sayap penuh darah.
– Bagian dalam karkas dan serabut otot berwarna kemerahan.
– Terdapat luka penyembelihan yang tidak sempurna.
– Penyembelihan yang sempurna akan meninggalkan bekas luka sembelih yang lebar, membentuk setengah lingkaran pada leher. Luka sembelih akan susah bila ditarik kembali ke posisi normal seperti sebelum disembelih karena secara normal, ayam yang disembelih akan meregangkan leher dan kepalanya, sehingga luka sembelih akan melebar.
Penyembelihan yang tidak sempurna biasanya ditandai dengan bekas luka sembelih yang sempit dan tidak terpotongnya 3 saluran (nafas, udara dan makanan).
– Bentuk ayam lebih kecil dari Normal.
– Ayam broiler yang kurus atau bentuknya lebih kecil dari normal, tapi sudah dipotong dan dijual untuk dikonsumsi, patut dicurigai sebagai ayam yang belum siap panen tapi sudah dijual.
Penyebabnya bisa saja karena ayam tersebut terkena penyakit, atau bahkan mati sebelum waktu panen. Jadi lebih baik menghindari membeli ayam broiler yang mengalami kekurusan atau bentuknya lebih kecil dari normal.
3.DAGING AYAM BERFORMALIN
Daging ayam berformalin adalah daging ayam yang ditambahkan dengan bahan kimia yaitu formaldehyde.
Ciri-ciri ayam berformalin :
– Warna kulit lebih putih.
– Jika diraba kulit terasa lebih kesat.
– Tercium bau kimia.
– Tidak dihinggapi lalat.
Sumber : Direktorat Kasmavet dan Pasca Panen Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI