KOTAMOBAGU — Ketua Lembaga Riset PS2BMR Murdiono Mokoginta menyatakan, Panglima Laskar Banteng Perempuan yang memimpin kirab dalam ‘Insiden Merah-Putih’ tanggal 19 Desember 1945, Nurtina Gonibala-Manggo layak diusulkan jadi Pahlawan Nasional.
Dasarnya, kata sarjana, peneliti, dan penulis sejarah ini, ada buku. Nurtina Gonibala-Manggo, kata guru muda yang biasa disapa Dion itu, nama Nurtina tercantum dalam buku sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
BACA JUGA: PS2BMR Minta Pemerintah BMR Tetapkan Setiap 19 Desember Sebagai…
“Beliau memenuhi syarat,” ujar Dion. Sementara itu, cucu Nurtina, yang juga anggota DPRD Kota Kotamobagu, Anugrah Begie Gobel membenarkan perihal keterlibatan Nurtina dalam perjuangan kemerdekaan RI. Beliau, kata Begie, adalah pejuang perempuan garda depan.
“Memimpin pertempuran garis depan di masa mempertahankan kemerdekaan dan pernah dijebloskan ke penjara di Tomohon. Ini beliau kisahkan berkali-kali di pengantar tidur atau kala jalan sehat, sesuai kebiasaan beliau semasa hidup, pada saya dan adik -Aldy Gobel (Kepala Dinas Kominfo Bolsel)–, papar Begie.
Atas jasanya, lanjut Ketua Bapemperda DPRD Kota Kotamobagu ini, pemerintah pusat menganugerahi Nurtina dengan penghargaan Bintang Gerilya. “Saya lupa tahun berapa, tapi pernah,” ucap Begie.
Kabar ini turut diperoleh koran harian terbesar Sulut, Manado Post, hingga saat Nurtina meninggal, 3 September 2003, menjadi headline media itu. Ibu kandung mantan anggota DPRD Bolmong dan Sulut, Tutty Gobel-Gonibala ini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) di Mongkonai Barat, Kotamobagu. (tng/*)