KOTAMOBAGU–Das Talent foerder programm pertama kali diperkenalkan oleh petinnggi otoritas sepak bola Jerman Deustcher Fussball Bund (DFB), oleh mantan presiden DFB, Gerhard Mayer Vorfelder. Inisitif tersebut, tak lepas dari kegagalan timnas berjuluk Die Mannschaft menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006 silam.
Dari program itulah: sejumlah daerah di Jerman dibangun tempat latihan sebanyak 390 lokasi. disitu para pemain berbakat dari setiap daerah diberikan kesempatan berlatih dengan kualitas infastruktur yang sangat baik.
Selain didukung oleh fasilitas sarana dan prasana yang baik. Para pemain muda itu langsung mendapatkan arahan langsung dari pelatih berkualitas. Itulah proses latihan DFB menyeleksi sejumlah pemain kesebelasan guna mencari pemain berkualitas serta berbakat. Hasilnya, para pemain dan official memiliki dua ikatan: dengan kesebelasan dan dengan DFB.
Terbukti Jerman mampu melahirkan sejumlah pemain-pemain berbakat seperti sekarang ini. Leroy Sane, Thomas Muller, Julian Draxler, Manuel Neuer dan Toni Kross adalah sejumlah dari banyaknya pemain yg dihasilkan Das Talentfoerderprogramm. bahkan, Piala Dunia tahun 2014 di Brazil, Die-Mannschaft julukan dari timnas Jerman mampu keluar sebagai pemenang.
Sehingga Jerman berhasil merubah image dan menjadi kiblat dalam pembinaan kelompok usia.
“Secara filosofis kita harus belajar dari negara maju seperti Jerman. mereka menjelma menjadi negara yang paling produktif dalam melahirkan talenta-talenta muda di dunia sepak bola,” Kata Sekretaris FossBomber (Forum Sekolah Sepak Bola Bolmong Bersatu), Ipin Mongilong, yang juga Wakil Manajer Tim Indonesia Muda Mogolaing Kelompok Usia (KU) 12 Tahun.
Lanjutnya, di Kotamobagu hampir setiap kelurahan/desa memiliki fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola. Ia menilai, infrastruktur tersebut sebaiknya digunakan oleh para kelompok usia. Selain itu, Pemerintah melalui instansi terkait memberikan bantuan dan memfasilitasi pelatih agar mampu menciptakan para pemain berbakat.
“Lihat saja Wahyudi Hamisi, Mario Londok dan Rifki Mokodompit. Bahkan saat ini Dzar G Fahri Makalalag dipanggil oleh Shin Taeyong untuk menjalani pemusatan latihan timnas Indonesia U-18 dan masih banyak lagi talenta muda yang kini bermain untuk kelompok umur pada klub-klub profesional seperti Barito Putera, Borneo FC dan Persija. Selain itu, mereka sekarang bermain di club besar yang berkompetisi di liga kasta tertinggi di Indonesia. Itu mengambarkan bahwa daerah ini memiliki gudang pemain berkelas,” dia menguraikan.
Sementara itu Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Kotamobagu, Marham Anas Tungkagi saat dimintai tanggapannya sebagai pimpinan di instansi terkait, Anas mengaku senang dengan potensi Kota Kotamobagu sebagai daerah penghasil atlet berprestasi di bidang sepak bola.
Lanjut Anas, Dispora terus memberikan dukungan bagi seluruh klub lokal yang memiliki kelompok usia dalam menggenjot Sumber Daya Manusia (SDM) dalam berkarier di dunia sepak bola.
Namun meski demikian, Anas mengukapkan, keterbatasan dana ditengah Covid-19 sangat mempengaruhi beberapa program yang telah diproyeksikan oleh Dispora.
“Mau bagaimana lagi, masih Corona seperti ini, anggaran untuk pembinaan tidak tertata dalam APBD 2021. Dan ini bukan hanya dibidang Olaharaga sepak bola saja tapi semua cabor,” terang Anas.
Anas mengaku, menjelang penetapan anggaran APBD-P ini, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk memasukan anggaran khusus pembinaan atlet di Kota-Kotamobagu.
“Pemerintah terus berupaya dalam hal ini Dispora untuk memberikan dukungan baik support secara moril da juga dana untuk bagaimana para atlet muda diseluruh cabor ini bisa berprestasi dibidangnya,” tutupnya. (And)