Lensa.News, KOTAMOBAGU – Aksi teror pengeboman tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5) tadi pagi yang berdampak 11 korban jiwa -hingga berita ini diturunkan- benar-benar membuat warga negara ini remuk-redam.
Tak pelak muncul reaksi dan aksi di mana-mana tak terkecuali di BMR. Media-media sosial yang diakrabi warga sebagian besar meluapkan kecaman, amarah, walau ada juga yang tetap tenang dan tetap menyerukan pesan-pesan perdamaian.
Kecaman dilayangkan warga BMR seperti politisi asal Inobonto, Bolmong, Yusup Mooduto, aktivis pergerakan yang tinggal di Kotamobagu, Widdy Mokoginta, dan warga-warga BMR dari berbagai latar belakang lainnya.
Musisi Jeffry Tontoigon, dengan menggeram menyatakan, “Siapapun yang berada dibalik tragedi berdarah ini bukan manusia. Terkutuklah kalian! Insyaa Allah kalian akan segera mendapatkan balasan,” ujar Jeffry. Warga Bilalang ini mengimbuh, agar para teroris jangan membawa-bawa Islam karena seluruh agama mengajarkan perdamaian.
PNS di Pemkab Bolmong, Muhammad Triasmara Akub, lewat akun facebook (fb)-nya menyampaikan turut bersimpati terhadap para korban pengeboman sbaro berharap semuanya akan tertangani dengan baik.
Ada juga yang teduh dan analitik. ASN Kota Kotamobagu, Chandra Saniman menyampaikan, karena perbedaan, apalagi soal keyakinan adalah hal yang mudah untuk dibenturkan fan yang paling maksimal daya rusaknya secara psikis dan sosial. Apapaun motifnya, sebut Chandra dalam akun fb-nya, “Indikasinya selalu nampak jelas bahwa memecah keakraban sosial untum ‘panen’ semaian kebencian.”
Di lain pihak, aksi keprihatinan juga dilakukan para pewarta di Kotamobagu dan para aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bolmong. Pada sekira pukul 21.00 WITA, mereka menggelar pemasangan lilin di bundaran Paris di pusat Kotamobagu. Salah seorang pewarta, Endar Yahya menyatakan mengutuk keras tindakan terorisme di Indonesia.
Sementara aktivis HMI, Abdy Firmansyah Sutomo menyampaian, “Kami mengambil bagian karena kita semua bersaudara dalam nila-nilai kemanusiaan.”(Redaksi)