BOLSEL– Ramadhan di tengah pandemi Covid-19, Remaja dan Pemuda (Remamuda) Desa Tabilaa bekerja sama dengan Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Tabilaa (FKPMT), gelar tradisi ‘Tumbilotohe’ dengan menyalakan lampu minyak tanah pada penghujung Ramadhan.
Kepada Lensa.news Rafli Wewengkang Ketua FKPMT mengatakan bahwa, mengenai Malam Pasang Lampu (Tumbilotohe) sekarang meski di tengah pandemi Covid 19, tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun kemarin.
Hanya saja pada saat sekarang ini di tuntut agar supaya tetap mematuhi protokol kesehatan di setiap kegiatan yang dapat mengumpulkan masa yang banyak. Namun hal itu sudah kami lakukan dengan mulai menpersiapkan kegiatan sampai terlaksana kegiatan Tumbilotohe Desa Tabilaa dan tentunya selalu memprioritaskan Protokol kesehatan.
“Dan semangat dari pada teman-teman Remamuda dan FKPMT itu sangat besar dan antusiasnya pun juga besar sehingganya kegiatan yang di persiapkan hanya 4 (empat) hari itu bisa terlaksana dan sukses,” ujarnya.
Selain itu, Rafli juga menambahkan terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukung dari Pemdes Desa Tabilaa serta masyarakat yang telah menyumbangkan sebagian rezekinya dan tenaganya untuk kesuksesan kegiatan Tumbilotohe Di Desa Tabilaa.
“Ini adalah satu gambaran dari sebuah kemauan dan semangat yang besar dari para Pemuda Desa Tabilaa yang Kreatif,” sambungnya.
Diketahui, Tumbilotohe dalam bahasa Gorontalo , yaitu Tumbilo berarti pasang, dan Tohe berarti lampu. Tumbilotohe berarti acara pasang lampu.
Menurut sejarah, Tumbilotohe merupakan tradisi masyarakat Gorontalo masa lampau yang sudah berlangsung sejak abad ke-15 M. Tradisi ini dilaksanakan pada 3 malam terakhir menjelang hari Raya Idul Fitri, yaitu pada tanggal 27 hingga 30 Ramadhan, mulai magrib hingga pagi hari.
Di masa lampau, pelaksanaan Tumbilotohe dimaksudkan untuk memudahkan umat Islam dalam memberikan zakat fitrah pada malam hari. Pada masa itu, lampu penerangan masih terbuat dari damar dan getah pohon yang mampu menyala dalam waktu lama.
Oleh karena semakin berkurangnya damar, maka bahan lampu penerangan diganti dengan minyak kelapa (padalama) dan kemudian diganti dengan minyak tanah.