LAMAN berita dan media sosial belakangan banyak memuat konten cara menurunkan berat badan. Kebanyakan diet dan berolahraga.
Nah kalau a la Lensanews seperti apa? Baca baik-baik ya.
1. Atur jam tidur malam
Minimal pukul 21.00 waktu setempat, atau pukul 9 malam sudah ke peraduan. Sebab godaan terberat untuk makan bukan di bulan puasa, tapi di atas jam 24.00. Wah, ini urusan buat politikus, kritikus kelas berat hingga kelas “bolpen”, hingga jurnalis. Pantas saja ya, jika banyak politikus yang overweight. Lha, tidurnya tembus pagi. Dengan rentang waktu tak tidur selama itu, dipastikan “kuota” dua kali: sekali makan berat dan sekali makan gorengan bakal habis.
2. Jaga pola makan (pola makan teratur), kurangi makan tengah malam
Memang, sih, sudah dibahas di poin pertama. Namun khusus yang berdomisili di Kotamobagu dan sudah “berkenalan” dengan Djas Monoarfa dengan nasi kuning (Naskun) dan sambalnya -yang justru lebih terkenal karena pedasnya ba dusu- yang legend itu, maka hasrat untuk “bertamu” tengah malam ke Djas, sulit dibendung. Pilih mana, menurunkan BB atau Naskun plus sambal Djas?
3.Olahraga teratur, seminggu 3 kali
Olahragalah yang teratur. Tujuannya supaya keluar keringat jahat. Jangan cuma makang yang basuar, maar olahraga nda basuar. Weleh!
4. Selektif saat memantau sosial media.
Dengan tren masuknya bisnis jualan, termasuk makanan -apalagi coklat, karbo tinggi, berminyak dan sebagainya- ke media sosial, membuat pilihan makan makin variatif dan mudah didapat. Tinggal inbox.. Jrengg, Brmm.. Nyam!
5. Banyak berpikir
Konon, banya berpikir bisa membuat BB berkurang. Wah pantas para calon kepala daerah (Cakada) pada turun BB-nya ya? Yang naik malah konsultannya, karena tidur tengah malam?
6. Puasa Daud
Belajarlah untuk mengaplikasikan amalan legacy Nabi Daud. Seharian puasa, sehari tidak puasa. Contoh: Senin puasa, maka Selasa tidak, Rabu puasa lagi, dan seterusnya. Selain dapat pahala, juga tubuh bakal “ta korting”.
Silahkan mencoba. Apa salahnya mencoba. Ssst, ini pengalaman pribadi lho. (Irw/tng/cag/tox)