BOLMONG—Buku Abad Transisi: Bolaang Mongondow dalam Catatan Kolonial Abad XIX-XX karya Murdiono Mokoginta resmi dirilis selepas upacara perayaan HUT Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) yang digelar di Kantor Bupati Bolmong, Lolak pada Senin (25/3).
Murdiono Mokoginta yang dikenal sebagai salah satu akademisi muda dalam bidang sejarah menuturkan, buku tersebut dapat menjadi rujukan sejarah bagi semua lapisan masyarakat yang ingin mendalami sejarah Bolmong.
“Literatur-literatur tentang Bolaang Mongondow sangat penting untuk untuk membuka ruang peradaban,” ujar Dion, sapaan akrabnya.
“Sebagai akademisi sejarah, saya merasa perlu mengambil bagian untuk terus menulis tentang sejarah dan kebudayaan Bolaang Mongondow agar generasi kedepan memiliki referensi-referensi yang banyak untuk menulis Bolaang Mongondow,” tambahnya.
Meski mengangkat tema yang cukup serius, namun ia menjanjikan, buku terbarunya menarik untuk dibaca semua kalangan karena disusun dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami semua orang.
“Dalam buku ini, saya menggunakan studi arsip dan dokumen2 di masa Hindia Belanda untuk membaca keseluruhan dinamika sosial, budaya, religi, dan politik Kerajaan Bolaang Mongondow pada abad ke-19 dan 20,” bebernya.
Buku Abad Transisi: Bolaang Mongondow dalam Catatan Kolonial Abad XIX-XX merupakan kado spesial untuk HUT Bolmong ke-70.
“Ya, buku ini adalah kado istimewa saya untuk HUT Kabupaten Bolaang Mongondow Ke-70. Launching buku ini sesuai dengan tema HUT tahun ini, yaitu ‘Teruslah berkarya dan bekerja bersama untuk Bolaang Mongondow yang berbudaya, berdaya saing, maju, dan mandiri,’” ucap Dion yang juga merupakan Staf Ahli Bupati Bolmong dalam Bidang Kebudayaan itu.
Selanjutnya, penulis yang baru saja menyelesaikan program magister di Universitas Hasanuddin itu menyampaikan terima kasih yang mendalam untuk semua pihak yang terlibat dalam kelahiran karya mutakhirnya tersebut.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung karya ini yang tidak bisa disebut satu persatu. Terima kasih kepada Pemerintah Bolaang Mongondow, Pak Penjabat Bupati Ir. Limi Mokodompit, MM, Sekda Bolaang Mongondow Abdullah Mokoginta, S.H, M.Si, Lembaga Pusat Studi Sejarah Bolaang Mongondow Raya (PS2BMR) sebagai laboratorium penelitian kami di bidang sejarah,” ungkapnya.
“Harapan saya kedepan giat-giat sejarah dan kebudayaan Bolaang Mongondow makin mendapatkan tempat di hati orang-orang, terutama generasi muda Bolaang Mongondow. Perpustakaan daerah juga perlu mensupport karya-karya penulis daerah baik penerbitan hingga percetakan dan publikasi,” pungkasnya.