BOLSEL- “Ya, clear!” Terbalut dengan gemuruh buih dan kencangnya angin di tengah lautan lepas, aba-aba dari dive guide tetap terdengar lantang. Satu persatu penyelam menyemplungkan tubuh ke dalam air, dan segera merapatkan barisan dengan berpegangan pada tali jangkar.
“Berpegangan! Kalau sudah tak ada tempat yang cukup untuk berpegangan di tali, coba rangkul lengan penyelam lain biar tidak terbawa arus,” seru Bang Dadang yang merupakan dive buddy Lensa.news.
Hembusan angin nan kencang menyebabkan arus permukaan yang cukup kuat, sampai-sampai Lensa.news dan beberapa penyelam lain seperti berdansa bersama ombak, timbul-tenggelam seperti penampakan kawanan ikan yang sedang dijamah jemari buih.
Jangan pikir kami tidak lelah. Justru kami megap-megap, beberapa kali tertelan air asin pula. Sekitar 5 menit kami dihantam ombak yang tak begitu ramah.
Tibalah waktu untuk descend (turun). Dari sudut mata Lensa.news menangkap buddy Lensa.news sedang mengisyaratkan sesuatu. Dengan satu isyarat jempol menengadah ke bawah, yang berarti turun, berbalas anggukan kepala tanda siap untuk menjelajahi dunia lautan.
Perlahan tapi pasti, kepala kamipun menghilang dari permukaan, dan dengan determinasi, Lensa.news, sang ‘Ksatria Gelembung’ antusias mewartakan penaklukan terhadap Kuwait.
Kuwait? Ya, Kuwait Point, yang menjadi titik penyelaman kali ini terletak tak jauh dari Minanga Divers Bolsel Dive Centre. Dengan menggunakan longboat, hanya membutuhkan sekitar 5-10 menit untuk tiba di titik penyelaman ini. Kalau berenang, kira-kira butuh berapa lama, ya? Lensa.news sendiri belum pernah mencobanya.
Entry di Kuwait memiliki bentuk slooping, menurun cukup tajam dan agak curam. Bukan berbentuk dinding, namun lebih mirip dengan perosotan taman kanak-kanak yang dibuat terlalu tinggi. Di kedalaman 5 meter, kami disambut oleh foliose coral yang nampak seperti kubis raksasa dan encrusting coral yang menghiasi “lantai” lautan laksana marmer yang tak bisa dipijak.
Lensa.news menyempatkan diri berpose dengan latar belakang soft corals berwarna tabby, yang langsung mengingatkan Lensa.news akan bulu kucing Persia peliharaan di rumah. Tak lama setelah berpose, buddy mencolek lengan Lensa.news untuk menunjukkan si kelinci laut, Nudibranchia, yang sedang menempel dengan begitu nyaman pada demosponge.
Waktu yang kami habiskan di bawah air, termasuk safety stop dan proses “kembali” ke atas kapal adalah 46 menit, tercatat pada Dive Com yang Lensa.news kenakan di pergelangan tangan sebelah kiri. “Duh, di bawah tadi arusnya kuat sekali,” keluh Diah Nur Cahyani, Boba Bolsel 2018 sesaat setelah kami melepas lelah di atas geladak. Semua menyetujuinya, belum lagi untuk mencapai kapal, kami harus melawan arus. Makin parahlah rasa letih di betis kami yang (rata-rata) tak begitu berotot.
Kuwait Point merupakan titik penyelaman favorit divers dikarenakan variabilitas yang ada. Segala jenis koral, ikan, mollusca, dan objek fotografi makro dapat ditemukan di point ini.
(Cong)