Editor/Peliput: Sumantri Ismail
Lensa.news,SULUT — Pertumbuhan pariwisata di Sulawesi Utara (Sulut) saat ini telah mengalami peningkatan yang signifikan dengan empat faktor penunjang yakni Aksestability, Attraction, Amenities dan Atmosfear. Dengan adanya emlat faktor ini, pertumbuhan pariwisata di Provinsi Sulut telah mengungguli daerah pariwisata lain seperti Bali dan Jogjakarta.
Hal ini sebagaimana dikatakan Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw saat membuka festival pesona bunaken tahun 2018, di Manado Town Square (Mantos), Kamis (19/7/18).
“Untuk aksestability kita unggul dibanding daerah lain. Kita perlu apresiasi kerja pak Gubernur Olly Dondokambey. Karena hampir dua tahun ini, pertumbuhan pariwisata kita dirilis oleh Kementerian Pariwisata. Bali pertumbuhan pariwisatanya 12 persen, Jogjakarta 8 persen, dan Sulut pertumbuhan pariwisatanya 66 persen. Itu karena akses,” kata Wagub Kandouw.
Namun untuk jargon Attraction (daya tarik), Wagub mengatakan, masih sampai pada discovery (yang sudah ada).
“Yang kita ciptakan masih belum ada. Sampai saat ini belum punya atraksi yang berkelanjutan. Memang kita masih banyak celah untuk pariwisata, namun mudah-mudahan ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk pertumbuhan pariwisata kita. Dan pada hari ini, khusus festival bunaken termasuk salah aatu attraction,” ujar Kandouw.
Dikatakan pula Wagub, untuk tahun ini Sulut mempunyai 14 attraction, baik itu diselenggarkaan Pemprov Sulut, maupun Kabupaten/Kota. Namun dia menyinggung apakah 14 daya tarik ini cukup dalam setahun?
“14 Attraction itu tidak cukup dalam setahun. Di spanyol saja satu tahun ada 670 attraction. Bahkan 1 hari ada tiga kali. Kalau perlu tiap minggu itu ada attraction di Sulut,” ungkap Kandouw.
Sedangkan untuk Amenities (Fasilitas), Wagub mengatakan ada banyak keluhan soal hal ini, terutama untuk harga. Karena menurutnya, harga fasilitas seperti hotel yang ada disini sudah tidak sesuai dengan suplay ketersedian hotel dengan kedatangan turis baik International maupun turis domestik.
“Karena kedatangan turis International yang naik 1.000 persen ini, ternyata domestik juga. Dari 1,6 juta jadi 2,4 juta untuk tahun kemarin. Makanya jangan heran kalau cari tiket mahalnya minta ampun,” tukasnya.
Selain tiga penunjang pariwisata diatas, Wagub juga menambahkan bahwasanya pertumbuhan pariwisata di Sulut itu berdasarkan atmosfear (suasana). Karena menurutnya, jika atmosfer disuatu daerah itu meyakinkan, mendukung, itu bisa membuat rasa aman bagi turis yang datang.
“Yang bisa meningkatkan pertumbuhan pariwisata itu selain, Aksestability, Attraction dan Amenities, faktor Atmosfear juga penting dalam pertumbuhan pariwisata. Kalau masyarakatnya saja susah senyum, mental rampok, siapa yang mau datang di daerah,” jelas Wagub.
Untuk itu dia meminta kepada Pemerintah yang ada di Kabupaten/Kota serta Stakeholder agar menjaga atmosfear. Karena dua tahun belakangan sumbangan PAD Pariwista dari 4 persen jadi belasan persen.
“Mudah mudahan kedepan naik sampai 20 persen untuk PAD Pariwisata. Dan untuk bisa meningkatkan PAD, tentu kita harus menjaga atmosfear dan tiga jargon tersebut,” pintah orang nomor dua di Sulut ini.
(Tri)