KOTAMOBAGU – Pusat Studi Sejarah Bolaang Mongondow Raya (PS2-BMR), yang digawangi anak-anak muda sadar sejarah dan budaya BMR terus menggencarkan giatnya. Setelah merilis buku, artikel, dan diskusi-diskusi, mereka kini masuk desa.
Adalah Ahad (24/1) siang lusa nanti, bekerjasama dengan dengan Pemerintah Desa Tabang, Kotamobagu Selatan dan Karang Taruna Tabang, Murdiono Mokoginta, Wahyu Andu, dan kawan-kawan bakal menggagas dialog bertajuk Dekonstruksi Historis Jejak Peradaban Pra Bolaang Mongondow.
Forum ini bakal menghadirkan Sangadi Tabang yang juga mantan jurnalis, Frits Junius Dilapanga, pegiat adat Mongondow yang juga pengurus Aliansi Masyarakat Adat Bolaang Mongondow (Amabom) Loury C Mokoginta, Murdiono Mokoginta dan Wahyu Andu, serta moderator Afriadi Mokoagow bertempat di Balai Desa Tabang.
Menurut Murdiono, tujuan dialog ini adalah untuk membangun jati diri bangsa, memperkuat identitas masyarakat melalui kajian sejarah desa.
“Sejarah desa adalah memori kolektivitas bangsa yang menjadi akar intergitas hingga tumbuh dalam batang tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai buah perjuangan dan kemerdekaan,” kata ASN yang telah menulis dua buku ini. Murdiono menambahkan, penyelenggaraan kegiatan ini tetap memperhatikan protokol kesehatan Pandemi Covid-19, dengan peserta menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Wahyu Andu menambahkan, P2S-BMR sangat mengharapkan partisipasi dari pemerhati sejarah BMR, khususnya anak muda. “Agar akar historis kita yang kuat tidak putus oleh gulir zaman,” katanya. (*/Tng)