• Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, Maret 25, 2023
Lensa.news
  • Login
  • Beranda
  • Daerah
    • All
    • Bolmong
    • Bolmut
    • Bolsel
    • Boltim
    • Kotamobagu
    • Manado
    Rembuk Stunting

    Buka Rembuk Stunting, Nayodo: Kegiatan ini Bagian dari 8 Aksi Integrasi

    Perekaman KTP di Rutan Kotamobagu

    Tingkatkan Perekaman KTP, Disdukcapil Kotamobagu ‘Jemput Bola’ dari Desa hingga Rutan

    Satpol PP Bolsel Sosialisasikan 2 Perda Tentang Ketertiban Umum dan Minuman Beralkohol

    Satpol PP Bolsel Sosialisasikan 2 Perda Tentang Ketertiban Umum dan Minuman Beralkohol

    UHC Award Tahun 2023

    98,85 Persen Penduduk Kotamobagu Terdaftar JKN, Pemkot Terima Penghargaan UHC Award

    Peninjauan LP2B Kota Kotamobagu

    Tinjau LP2B, Begie: Lahan Tidak Boleh Alih Fungsi Hingga 20 Tahun Mendatang

    UHC Award Tahun 2023

    Bolsel Raih Penghargaan UHC Award Tahun 2023

    Timsel KPU Sosialisasi untuk Calon dari Bolsel dan Boltim

    Timsel KPU Sosialisasi untuk Calon dari Bolsel dan Boltim

    Ranperda Perumahan dan Permukiman Kumuh

    DPRD Kotamobagu Review Harmonisasi Ranperda Perumahan dan Permukiman Kumuh

    Bupati Iskandar Hadiri Jalan Sehat yang Digelar Kementerian BUMN

    Bupati Iskandar Hadiri Jalan Sehat yang Digelar Kementerian BUMN

    Trending Tags

    • Lipu’ Naton
      • All
      • Foto
      • History BMR
      • Totabuan

      Tarian Sang Maleo Muda

      Kota Tanpa Memori

      Kota Tanpa Memori

      Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

      Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. II)

      Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

      Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

      Urgensi Perubahan HUT Kota Kotamobagu

      Catatan Perjalanan Wilken dan Schwarz di Bolaang Mongondow (Bag. III)

      Urgensi Perubahan HUT Kota Kotamobagu

      Catatan Perjalanan Wilken dan Schwarz di Bolaang Mongondow (Bag. II)

      Urgensi Perubahan HUT Kota Kotamobagu

      Catatan Perjalanan Wilken dan Schwarz di Bolaang Mongondow (Bag. I)

      Urgensi Perubahan HUT Kota Kotamobagu

      Telaah Kritis Asal-Usul Orang Bolaang Mongondow

      Mitos Gumalangit yang Berpolemik

      Mitos Gumalangit yang Berpolemik

    • Hukrim
      • All
      • Hukum
      • Kriminal
      • Peristiwa
      Hilang 4 Hari, Balita asal Inuai Ditemukan dalam Kondisi Tak Bernyawa

      Hilang 4 Hari, Balita asal Inuai Ditemukan dalam Kondisi Tak Bernyawa

      Kurang dari Sepekan, Tim Resmob Polres Bolmong Ringkus Banyak Pelaku Kejahatan

      Resahkan Warga,Tim Resmob Polres Bolmong Bongkar Judi Sabung Ayam

      Resahkan Warga,Tim Resmob Polres Bolmong Bongkar Judi Sabung Ayam

      Diduga Jadi Bandar Togel dan Pengepul,Dua Warga Imandi di Cengkram Tim Resmob

      Diduga Jadi Bandar Togel dan Pengepul,Dua Warga Imandi di Cengkram Tim Resmob

      Gasak Motor Warga Mopuya,MS di Ringkus Resmob Polres Bolmong

      Gasak Motor Warga Mopuya,MS di Ringkus Resmob Polres Bolmong

      Konferensi pers Polres Bolsel pada Rabu (9/2), usai mengungkap kasus Curanmor di Desa Tolotoyon, Pinolosian, Bolsel.

      Sempat Kabur ke Kotamobagu Pelaku Curanmor Sukses Dibekuk Satreskrim Polres Bolsel

      Walikota Kotamobagu, Tatong Bara

      Walikota Tatong Sayangkan Pemukulan Terhadap Mantan Bupati Boltim Sehan Landjar

      Polres Bolsel Tuntaskan 139 Kasus Sepanjang Tahun 2021

      Polres Bolsel Tuntaskan 139 Kasus Sepanjang Tahun 2021

      Ketua DPD PAN Kotamobagu Kutuk Penganiayaan Eang

      Ketua DPD PAN Kotamobagu Kutuk Penganiayaan Eang

    • Olahraga
    • Internasional
    • Nusantara
    • Edukasi
      • All
      • Healthy
      • Milenial
      • Opini
      • Pendidikan
      • Teknologi
      Beli Mobil? Daihatsu Solusinya, Ayun Pou Salesnya

      Beli Mobil? Daihatsu Solusinya, Ayun Pou Salesnya

      Jarang Berhubungan Intim Bisa Bikin Penyakit, Kalau Rutin Ternyata Bisa Sembuhkan Banyak Penyakit

      Jarang Berhubungan Intim Bisa Bikin Penyakit, Kalau Rutin Ternyata Bisa Sembuhkan Banyak Penyakit

      “Kucing Hitam”, Karya: Uwin Mokodongan

      “Kucing Hitam”, Karya: Uwin Mokodongan

      Kucing Hitam

      Kucing Hitam

      Rumah Tua dan Legenda Tongkat Musa: Karya Novel Damopolii

      “Gerimis Sore Itu”, Karya: Uwin Mokodongan

      Gerimis Sore Itu

      Gerimis Sore Itu

      Manfaat Membawa Buah Hati Liburan

      Kota Tanpa Memori

      Kota Tanpa Memori

      Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

      Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

      Trending Tags

      • Politik
      • Lainnya
        • Ekonomi & Bisnis
        • Advertorial
      No Result
      View All Result
      • Beranda
      • Daerah
        • All
        • Bolmong
        • Bolmut
        • Bolsel
        • Boltim
        • Kotamobagu
        • Manado
        Rembuk Stunting

        Buka Rembuk Stunting, Nayodo: Kegiatan ini Bagian dari 8 Aksi Integrasi

        Perekaman KTP di Rutan Kotamobagu

        Tingkatkan Perekaman KTP, Disdukcapil Kotamobagu ‘Jemput Bola’ dari Desa hingga Rutan

        Satpol PP Bolsel Sosialisasikan 2 Perda Tentang Ketertiban Umum dan Minuman Beralkohol

        Satpol PP Bolsel Sosialisasikan 2 Perda Tentang Ketertiban Umum dan Minuman Beralkohol

        UHC Award Tahun 2023

        98,85 Persen Penduduk Kotamobagu Terdaftar JKN, Pemkot Terima Penghargaan UHC Award

        Peninjauan LP2B Kota Kotamobagu

        Tinjau LP2B, Begie: Lahan Tidak Boleh Alih Fungsi Hingga 20 Tahun Mendatang

        UHC Award Tahun 2023

        Bolsel Raih Penghargaan UHC Award Tahun 2023

        Timsel KPU Sosialisasi untuk Calon dari Bolsel dan Boltim

        Timsel KPU Sosialisasi untuk Calon dari Bolsel dan Boltim

        Ranperda Perumahan dan Permukiman Kumuh

        DPRD Kotamobagu Review Harmonisasi Ranperda Perumahan dan Permukiman Kumuh

        Bupati Iskandar Hadiri Jalan Sehat yang Digelar Kementerian BUMN

        Bupati Iskandar Hadiri Jalan Sehat yang Digelar Kementerian BUMN

        Trending Tags

        • Lipu’ Naton
          • All
          • Foto
          • History BMR
          • Totabuan

          Tarian Sang Maleo Muda

          Kota Tanpa Memori

          Kota Tanpa Memori

          Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

          Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. II)

          Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

          Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

          Urgensi Perubahan HUT Kota Kotamobagu

          Catatan Perjalanan Wilken dan Schwarz di Bolaang Mongondow (Bag. III)

          Urgensi Perubahan HUT Kota Kotamobagu

          Catatan Perjalanan Wilken dan Schwarz di Bolaang Mongondow (Bag. II)

          Urgensi Perubahan HUT Kota Kotamobagu

          Catatan Perjalanan Wilken dan Schwarz di Bolaang Mongondow (Bag. I)

          Urgensi Perubahan HUT Kota Kotamobagu

          Telaah Kritis Asal-Usul Orang Bolaang Mongondow

          Mitos Gumalangit yang Berpolemik

          Mitos Gumalangit yang Berpolemik

        • Hukrim
          • All
          • Hukum
          • Kriminal
          • Peristiwa
          Hilang 4 Hari, Balita asal Inuai Ditemukan dalam Kondisi Tak Bernyawa

          Hilang 4 Hari, Balita asal Inuai Ditemukan dalam Kondisi Tak Bernyawa

          Kurang dari Sepekan, Tim Resmob Polres Bolmong Ringkus Banyak Pelaku Kejahatan

          Resahkan Warga,Tim Resmob Polres Bolmong Bongkar Judi Sabung Ayam

          Resahkan Warga,Tim Resmob Polres Bolmong Bongkar Judi Sabung Ayam

          Diduga Jadi Bandar Togel dan Pengepul,Dua Warga Imandi di Cengkram Tim Resmob

          Diduga Jadi Bandar Togel dan Pengepul,Dua Warga Imandi di Cengkram Tim Resmob

          Gasak Motor Warga Mopuya,MS di Ringkus Resmob Polres Bolmong

          Gasak Motor Warga Mopuya,MS di Ringkus Resmob Polres Bolmong

          Konferensi pers Polres Bolsel pada Rabu (9/2), usai mengungkap kasus Curanmor di Desa Tolotoyon, Pinolosian, Bolsel.

          Sempat Kabur ke Kotamobagu Pelaku Curanmor Sukses Dibekuk Satreskrim Polres Bolsel

          Walikota Kotamobagu, Tatong Bara

          Walikota Tatong Sayangkan Pemukulan Terhadap Mantan Bupati Boltim Sehan Landjar

          Polres Bolsel Tuntaskan 139 Kasus Sepanjang Tahun 2021

          Polres Bolsel Tuntaskan 139 Kasus Sepanjang Tahun 2021

          Ketua DPD PAN Kotamobagu Kutuk Penganiayaan Eang

          Ketua DPD PAN Kotamobagu Kutuk Penganiayaan Eang

        • Olahraga
        • Internasional
        • Nusantara
        • Edukasi
          • All
          • Healthy
          • Milenial
          • Opini
          • Pendidikan
          • Teknologi
          Beli Mobil? Daihatsu Solusinya, Ayun Pou Salesnya

          Beli Mobil? Daihatsu Solusinya, Ayun Pou Salesnya

          Jarang Berhubungan Intim Bisa Bikin Penyakit, Kalau Rutin Ternyata Bisa Sembuhkan Banyak Penyakit

          Jarang Berhubungan Intim Bisa Bikin Penyakit, Kalau Rutin Ternyata Bisa Sembuhkan Banyak Penyakit

          “Kucing Hitam”, Karya: Uwin Mokodongan

          “Kucing Hitam”, Karya: Uwin Mokodongan

          Kucing Hitam

          Kucing Hitam

          Rumah Tua dan Legenda Tongkat Musa: Karya Novel Damopolii

          “Gerimis Sore Itu”, Karya: Uwin Mokodongan

          Gerimis Sore Itu

          Gerimis Sore Itu

          Manfaat Membawa Buah Hati Liburan

          Kota Tanpa Memori

          Kota Tanpa Memori

          Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

          Catatan Dunnebier tentang ‘Monibi’ (Bag. I)

          Trending Tags

          • Politik
          • Lainnya
            • Ekonomi & Bisnis
            • Advertorial
          No Result
          View All Result
          Lensa.news
          No Result
          View All Result
          Home Hukrim

          Kapolri Hoegeng

          Kisah Jendral Polisi Hoegeng,Satu-satunya Kapolri yang Tinggal di Kontrakan Yang Bikin Panas Penjahat

          Redaksi by Redaksi
          21 November 2020
          in Hukrim, Terkini
          0
          Kapolri Hoegeng
          0
          SHARES
          236
          VIEWS
          Share on FacebookShare on Twitter

          KOTAMOBAGU — Tahun 1958. Waktu itu sore menjelang magrib. Sebuah sedan hitam keluar dari kota Medan menuju ke arah utara, Binjai.

          Meluncur melewati daerah-daerah pegunungan yang penuh dengan tikungan-tikungan, sepi, di sekelilingnya hutan-hutan melulu.

          Pengemudi yang berpakaian preman, sendirian saja di belakang setir, bersiul-siul menikmati udara sejuk dan keindahan alam meskipun ia ke Binjai tidak untuk berpiknik tapi melakukan dinas.

          Tapi tiba-tiba … “dorr…. singgg” Kesunyian yang indah itu dipecahkan oleh sebuah ledakan tajam yang menggema, memantul pada dinding-dinding pegunungan.

          Suara tembakan yang jelas diarahkan ke mobil tersebut kaena nyaris menyerempet kaca depannya.

          Pengemudi mobil itu, ia adalah Pak Hoegeng, sadar akan bahaya dan dengan gerak reflek menginjak rem.

          Ragu-ragu sejenak, memutar kendaraan pulang ke Medan atau maju terus.

          Ada kemungkinan penghadangan yang lain di depan maupun di belakang.

          Akhirnya keputusan melesatkan kendaraan itu maju terus, kabur dengan kecepatan maksimal.

          Selamat Pak Hoegeng sampai ke Binjai, tapi di sana sempat “dimaki-maki” oleh rekan-rekannya.

          Sudah berulang kali diperingatkan agar jangan suka keluar rumah sendirian, sebab berbahaya bagi keselamatan dirinya.

          “Tapi selalu saja kamu membandel. Sekarang rasain.” Malam itu ia kembali ke Medan dengan diantar oleh satu regu Brimob.

          Peristiwa di atas terjadi ketika Pak Hoegeng – waktu itu masih AKBP – menjabat sebagai Kepala Reskrim Kantor Polisi Sumatra Utara di Medan dari permulaan 1956 – 1959.

          Kehadirannya di daerah Sumatra Utara ketika itu memanaskan pantat para “gembong” di daerah-daerah itu karena tindakan yang pertama-tama dilakukan Kepala Reskrim ini adalah memberantas perjudian, pemerasan, dan penyelundupan.

          Kota pantai Teluknibung masa itu adalah basis smokel yang sangat kukuh. Maka tak heran kalau selama tugasnya di sana Pak Hoegeng dibenci “orang”.

          Tak hanya sekali itu Pak Hoegeng terancam jiwanya waktu di Medan.

          Sekali akan diculik, bersama beberapa tokoh lain yang “tak disukai di daerah itu”.

          Tapi setelah umpet-umpetan selama beberapa jam dengan para penculik itu ia berhasil selamat.

          Rumah Pak Hoegeng bukan sebuah gedung besar kokoh berpagar kekar dengan rumah monyet dan seorang penjaga berbedil plus sebuah ruang besar tempat menunggu.

          Rumah Panglima AKRI di Jalan Madura no. 8 itu hanya sebuah tempat tinggal mungil dengan pekarangan depan yang kecil tapi rapi terpelihara.

          Pintu garasi yang berwarna merah menyala, menyambut setiap tamu yang datang dengan kesan keriangan. Sosok Komjen Pol. Drs. Hoegeng Iman Santosa, kecil gesit.

          Sama sekali tidak kekar atau tegap seperti umumnya Panglima Angkatan yang lainnya. Di antara rekan-rekannya perawakan Pak Hoegeng ibarat sebuah sepeda di tengah-tengah beberapa buah truk.

          Kegesitan “sepeda” ini kami saksikan sendiri bila melihat Pak Hoegeng menjadi inspektur upacara. Jika berjalan menuju mimbar, langkahnya pendek-pendek cepat, langsung, dan lurus seperti akan menabrak apa saja yang melintang di jalan.

          Pak Hoegeng anak Pekalongan, sebab itu berbahasa Jawa logat Bagelen. Dilahirkan tanggal 14 Oktober 1921 dari keluarga Soekario Kario Hatmodjo.

          Adik tunggalnya bernama Titi Sudjali, sekarang nyonya Kolonel Hutomo Mastap di Cimahi. Menjadi polisi memang cita-citanya sejak kecil. Sebagai seorang kepala jaksa ayahnya mempunyai banyak kenalan di korps kepolisian. Antara lain Komisaris Polisi Ating Natakusumah yang sering datang ngobrol ke rumahnya sore-sore.

          Dari Pak Ating inilah si kecil Hoegeng acapkali mendengar cerita tentang pekerjaan-pekerjaan polisi. Antara lain Pak Ating sering berkata, “Bila jadi polisi, kamu akan dekat dengan rakyat, sebab rakyat yang kesusahan selalu minta tolong pada polisi.”

          Kata-kata itu rupanya meresap dalam hati Hoegeng yang setelah melewati Hollandsch Inlandsche School (HIS), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) – keduanya di Pekalongan – dan Algemene Middelbare School (AMS) di Yogyakarta pada tahun 1940, berkata pada ayahnya, “Pak, saya mau masuk sekolah polisi.”

          Tapi untuk masuk kursus komisaris polisi seperti Pak Ating, Hoegeng belum memenuhi syarat. Sebab yang diterima hanya yang berijazah lebih dari AMS. Paling-paling Hoegeng hanya bisa masuk kursus Inspektur Polisi. Ia pun mau. Tapi ada kesulitan lain.

          Ayahnya, seorang nasionalis yang “sombong” kepada Belanda. Tidak mau memohon-mohon ketika anaknya mendaftar. Ini menyebabkan anaknya menemui banyak rintangan.

          Akhirnya Hoegeng menjadi siswa Rechts Hoge School (RHS) di Batavia dengan tidak melepaskan cita-citanya untuk meneruskan ke Kursus Komisaris Polisi, bila dari RHS nanti sudah menggondol titel Meester in de Sechten.

          Tapi cuma dua tahun Hoegeng bersekolah di Batavia, sebab pada tahun 1942 Jepang masuk. RHS itu ditutup. Ia menganggur. Selama periode tak bersekolah ini yang berlangsung kira-kira tiga bulan, Hoegeng mencari duit.

          Keliling ke Pati, Pekalongan, Semarang, dan sekitarnya menjual buku-buku pelajaran bahasa Jepang. Selama masa itu sempat pula ia bekerja sebagai penyiar pada radio Semarang, meskipun cuma beberapa hari.

          Hingga akhirnya pada suatu hari keluar suatu pengumuman. Jepang membuka kursus-kursus Inspektur Polisi di beberapa kota, antara lain di Pekalongan. Tujuan Jepang ialah membentuk polisi-polisi baru untuk menggantikan polisi-polisi Belanda yang semua sudah diinternir.

          Hoegeng mendaftar. Bersama 180 pemuda di kotanya, ia mengikuti tes masuk. Hanya sebelas yang lulus, ia ikut beruntung. Maka pada tahun 1942 itu mulailah calon Pangak ini untuk pertama kali menjalani pendidikan kepolisian.

          Sebetulnya hampir saja Pak Hoegeng batal menjadi polisi. Ini karena dongkolnya pada si Jepang pimpinan sekolah kepolisian yang selalu membohongi siswanya.

          Dalam pengumuman dijanjikan siswa-siswa akan mendapat pangkat Nitto Keibu (Inspektur Polisi). Tapi waktu lulus ternyata cuma Nitto Torrisjemari Djunsa (Abripda).

          Malah sesudah mendapat pendidikan tambahan satu tahun lagi di Sekolah Hop Agen di Sukabumi, Jawa Barat,  cuma naik jadi Junsabutyo (Brigadir Polisi).

          Kepala siswa-siwa digunduli licin waktu di Sukabumi itu, seragamya berwarna kelabu model jas tutup. “Persis macam gelatik,” kata Pak Hoegeng.

          Bermacam-macam ulah dilakukan Pak Hoegeng untuk bisa dikeluarkan dari sekolah. Sebab untuk minta keluar sendiri, bisa dianggap “menghina Kaisar”. Ini berat hukumannya.

          Akal Hoegeng: kalau instrukturnya bertanya, “Tahu apa itu Perang Asia Timur Raya di Bougainville?”

          Dia menjawab, “Tahu, tuan, tahu. Itu nama bunga yang bagus.” Bila ditanya “Apa itu Perang Boxer?”

          Jawabnya, “Oh, itu pemberotakan kaum petinju di Tiongkok.” Jawaban-jawaban yang konyol itu tentu saja membuat si guru sering naik pitam.

          Keluarlah makian yang tak jarang dibarengi kemplangan kepala. Tapi anehnya, Pak Hoegeng selalu lulus.

          “Malah waktu di Sukabumi saya mendapat ijazah istimewa,” kata Pak Hoegeng. Rupanya atasan sudah menetapkan siapa-siapa yang harus lulus, meskipun “bodoh”.

          Akhir tahun 1945, Pak Hoegeng yang baru saja meletakkan jabatannya sebagai Kepala Polisi Seksi II Djombang, sedang “cuti” ke rumah orangtuanya di Pekalongan, Jawa Tengah. Di sana ia bertemu Komodor Natsir, orang kedua dalam ALRI.

          Ia ditanya apakah sedang menganggur, lalu ditawari untuk masuk ALRI. Meski Hoegeng sudah mengatakan bahwa pendidikannya kepolisian, tapi Natsir tetapi menawari bahwa Hoegeng bisa membantu membentuk Polisi Laut.

          Di ALRI pangkatnya menjadi Mayor. Tapi pangkat Mayor itu cuma bertahan lima bulan. Kedatangan Pak Kanto (Sukamto Tjokrodiatmodjo), Kepala Kepolisian yang pertama ke Yogya, menamatkan semuanya.

          Ia menyuruh Hoegeng datang ke kantor menghadapnya dengan menggunakan seragam Mayor ALRI-nya.

          Seragam itu memang membuat Hoegeng yang sombong terlihat gagah. Serba putih, pakai pedang, tiga strip emas di pundak.

          Suara Kepala Polisi Negara menggelegar menegurnya, “Apa kamu tidak malu berpakaian begini, hah. Kamu kan pendidikan kepolisian. Tidak malu hah.” Terkejut hati Hoegeng menerima apa yang tidak diduganya. Tapi perlahan-lahan ia menunduk, mengerti maksud kata-kata “bekas” Komandannya.

          Pak Kanto kemudian menyuruhnya pulang, tidak mengatakan apa-apa lagi. Hoegeng sendiri setibanya di rumah, kemudian menanggalkan seragam itu dan menyatakan pada Komodor Natsir minta berhenti dari jabatan Komandan Tentara Polisi Laut. (Redaksi/Sripoku.com)

          Tags: headlineJendral HoegengPatung PolisiPolisi Jujur
          Previous Post

          Berikut Sepuluh Nama Peserta Terbaik Latsar CPNS Kotamobagu

          Next Post

          LENSA TIPS: Memilih Kopi Kualitas Tinggi

          Next Post
          Lensa Tips

          LENSA TIPS: Memilih Kopi Kualitas Tinggi

          Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

          Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

          Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

          BERITA TERKINI

          Rembuk Stunting

          Buka Rembuk Stunting, Nayodo: Kegiatan ini Bagian dari 8 Aksi Integrasi

          15 Maret 2023
          Perekaman KTP di Rutan Kotamobagu

          Tingkatkan Perekaman KTP, Disdukcapil Kotamobagu ‘Jemput Bola’ dari Desa hingga Rutan

          15 Maret 2023
          Satpol PP Bolsel Sosialisasikan 2 Perda Tentang Ketertiban Umum dan Minuman Beralkohol

          Satpol PP Bolsel Sosialisasikan 2 Perda Tentang Ketertiban Umum dan Minuman Beralkohol

          14 Maret 2023
          UHC Award Tahun 2023

          98,85 Persen Penduduk Kotamobagu Terdaftar JKN, Pemkot Terima Penghargaan UHC Award

          14 Maret 2023
          Peninjauan LP2B Kota Kotamobagu

          Tinjau LP2B, Begie: Lahan Tidak Boleh Alih Fungsi Hingga 20 Tahun Mendatang

          14 Maret 2023
          UHC Award Tahun 2023

          Bolsel Raih Penghargaan UHC Award Tahun 2023

          14 Maret 2023
          • Redaksi
          • Tentang Kami
          • Kontak
          • Info Iklan
          • Pedoman Media Siber
          Kontak Kami: +628 123456789

          © 2020 LensaNEWS - Developed by PM Tech.

          No Result
          View All Result
          • Beranda
          • Daerah
          • Lipu’ Naton
          • Hukrim
          • Olahraga
          • Internasional
          • Nusantara
          • Edukasi
          • Politik
          • Lainnya
            • Ekonomi & Bisnis
            • Advertorial

          © 2020 LensaNEWS - Developed by PM Tech.

          Welcome Back!

          Login to your account below

          Forgotten Password?

          Retrieve your password

          Please enter your username or email address to reset your password.

          Log In